
PULAU RUSA (Salah Satu Pulau Kecil Terluar di NAD)
Oleh: Tonny F. Kurniawan
Letak Geografis dan Kondisi Wilayah Pulau Rusa
a. Letak Geografis
Secara geografis pulau ini memiliki koordinat pada 05 16’34” U dan 95 12’07”T. Pulau Rusa mempunyai titik dasar pada TD.175 TR.175 dan terletak di Samudera Hindia. Secara administratif pulau ini terletak di Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Nangroe Aceh Darusalam.
b. Topografi
Pulau Rusa memiliki topografi berbukit (Kount), dengan ketinggian sedang hingga sekitar 32 m di atas permukaan laut (elevasi ketinggian 0- 32 m di atas permukaan laut). Sebagian wilayah pulau ini merupakan perbukitan denudasional terkikis ringan hingga ke arah tengah pulau (lahan terbuka). Namun demikian, di tengah pulau dan sisi lainnya banyak ditumbuhi oleh pohon- pohon ukuran sedang. ditengah pulau Beberapa bagian pantai terlihat terjal sehingga agak sulit didarati dari arah laut.
c. Litologi
Seperti halnya Pulau Raya, Pulau Rusa juga tersusun dari endapan aluvium. Endapan aluvium ini merupakan hasil pengikisan dari erosi dan abrasi dari batu gamping formasi wapulaka (batuan yang lebih tua). Sedangkan sebagian besar dataran pesisir dan beberapa lahan terbuka umumnya mempunyai struktur yang bercampur dengan pasir, karang, dan banyak batu-batu besar.
d. Klimatologi
Pulau Rusa juga termasuk pulau dengan iklim tropis. Musim hujan terjadi antara bulan Juli sampai dengan Desember setiap tahunnnya dengan curah hujan rata-rata mencapai 2.235,2 mm/tahun. Sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Januari sampai dengan bulan Juni setiap tahunnya. Suhu udara di sekitar Pulau Rusa berkisar 20,5 – 29,8 °C.
e. Kondisi Perairan
Kondisi perairan Pulau Rusa juga termasuk agak sedikit keruh dengan ombak yang sedang. Hal ini karena letak Pulau Rusa yang berdekatan dengan dataran Pulau Sumatera yang banyak aktivitas pesisirnya. Arus di daerah perairan pulau ini berasal dari Samudera Hindia bergerak menuju timur dan sebagian dibelokkan ke selatan dengan kecepatan sekitar 0,42 m/detik.
Kualitas perairan Pulau Rusa yaitu sebagai berikut :
· Warna < 5,1 unit
· Temperatur 26,6 oC
· pH 6,9
· Turbidity berkisar 0,10 – 1,01 NTU
· Total suspended solid (TSS) berkisar 13,410 – 13,960 mg/l
Potensi Sumberdaya Alam Pulau Rusa
a. Potensi Perikanan
Sumberdaya ikan pelagis yang banyak terdapat di perairan Pulau Rusa adalah teri, kembung, dan layang. Sedangkan untuk ikan demersal di antaranya cakalang, kerapu, tuna, udang sabu, lobster, dan teripang. Alat-alat tangkap yang sering digunakan oleh nelayan di sekitar Pulau Rusa adalah jaring hanyut dan pancing. Beberapa nelayan ada juga yang melakukan penyelaman untuk menangkap teripang.
b. Biota Laut yang Potensial
Adapun biota laut potensial yang terdapat di sekitar perairan Pulau Rusa adalah :
Udang Lobster dijual dengan harga 100-200 ribu/ kg. Jumlahnya bisa mencapai 1 Ton / Minggu
Teripang dijual sekitar 400 ribu/ kg (kering), 100 ribu/ kg (basah). Jumlahnya bisa mencapai 500 kg / minggu.
Sedangkan rantai pemasarannya adalah Desa (nelayan) -Banda Aceh-Jakarta-Hongkong.
c. Kondisi Terumbu Karang
Secara umum, kondisi terumbu karang yang terdapat di perairan Pulau Rusa mempunyai kenampakan yang relatif sama pada beberapa titik sampel dengan lebar berkisar 80 – 540 m. Terumbu karang yang terdapat di peraiaran Pulau Rusa ini juga termasuk ke dalam tipe terumbu karang tepi (Fringing Reef) yang berkembang sepanjang pantai dengan kemiringan landai.
Penutupan karang yang terjadi perairan Pulau Rusa diperkirakan mencapai 56,48 % dengan kondisi terumbu karang yang masih alami. Kerusakan karang di wilayah ini tidak banyak terjadi yang diduga oleh aktivitas penangkapan yang masih ramah lingkungan dan pengambilan karang untuk kepentingan komersial tidak ada.
d. Ekosistem Mangrove dan Vegetasi Pantai Lainnya
Ekosistem mangrove yang dapat ditemukan di Pulau Rusa mempunyai ketinggian antara 0,5 - 3,0 meter dengan tingkat kerapatan yang rendah. Kondisi ekosistem mangrove ke arah daratan tidak berkembang dengan baik karena beberapa bagian pantai yang terjal menyulitkan perkembangan mangrove dan pada bagian yang landai dimanfaaatkan untuk perkebunan kelapa. Jumlah pohon kelapa tidak begitu banyak dan penguasahaannya lebih bersifat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi Sosial, Budaya, Ekonomi dan Infrastruktur Pulau Rusa
a. Sejarah Nama Pulau
Pulau ini di beri nama Pulau Rusa, karena memang dari kejauhan berbentuk seperti Rusa. Namun akibat tsunami Desember 2004 yang lalu, bentuk seperti binatang rusa tidak begitu kelihatan jelas. Bentuk Rusa tersebut hilang akibat pengikisan dan hempasan gelombang besar ini.
b. Sosial Budaya
Pulau Rusa terletak di wilayah Aceh Barat, pulau ini tidak dihuni penduduk. Selain susahnya sumber air tawar, sarana sumber daya dan lahan yang ada cukup terbatas. Ada tiga desa yang letaknya berdekatan dengan pulau Rusa, yaitu desa Saney, desa Utamong dan desa Kareun. Sebelum tsunami, Pulau Rusa ini kadang-kadang dijadikan tempat singgah para nelayan, atau tempat orang memetik pohon kelapa, tetapi setelah adanya bencana tsunami jarang sekali orang singgah ke pulau, karena pohon kelapa juga jumlahnya semakin sedikit. Dalam sebulan diperkirakan hanya disinggahi oleh 5-10 orang saja. Hewan yang masih tinggal didalam pulau adalah babi, ular dan hewan melata lainnya.
c. Penduduk dan Mata Pencaharian
Salah satu desa yang penting yang berperan dalam pemanfaatan Pulau Rusa adalah penduduk desa Saney. Desa Saney mempunyai penduduk ± 365 jiwa (sebelum tsunami). Pada saat tsunami, penduduk desa ini meninggal ± 290 jiwa. Sedangkan sisanya sekitar 84 jiwa selamat dan melanjutkan kehidupannya kembali di desa saney dengan fasilitas-fasilitas baru semua (bantuan rumah, perahu dan kembali mencari ikan di laut).
Mata pencaharian umumnya nelayan, bertani dan beternak (sambilan), seperti ternak ayam, lembu, kambing dan kerbau. Kegiatan melaut sebagai nelayan umumnya dilakukan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan biasanya digunakan untuk bertani. Hasil laut sebagian dijual di desa, sebagian di jual ke Banda Aceh. Pendapatan nelayan jika hasil tangkapan normal rata-rata per minggu (3-5 kali melaut) adalah sebesar 2,5 juta rupiah /orang.
d. Infrastruktur Umum dan Penunjangnya
Infrastruktur seperti mesjid, sekolah, kantor desa, TPI dan rumah penduduk mengalami kerusakan akibat tsunami, jarak 500-800 m dari laut tinggallah puing-puing sisa bangunan yang tersisa.
Yang menjadi kendala dalam pemanfaatan infrastruktur yang ada para nelayan adalah terbatasnya jumlah minyak untuk pergi melaut, sehingga terkadang hasil tangkap terkadang di jual di lokasi terdekat (tidak di TPI). Volume minyak yang mereka butuhkan adalah 1 drum (± 220 liter) untuk 2 hari melaut. Harga yang berlaku sekarang berkisar antara 3000-3500/ liter.
Bantuan dari NGO (Non Government Organization) yaitu badan yang bertanggung jawab dalam rekonstruksi Aceh adalah pembangunan TPI (dalam proses pembangunan, cukup sederhana), Kantor Koprasi, jalan, tambak, perahu, mobil L 300 Pick Up (untuk mengangkut pemasaran hasil laut, sudah dioperasikan).
_____________________________________