Oleh: Tonny F. Kurniawan
Pemerintah, swasta, dan petani merupakan pemangku kepentingan utama dalam pembangunan pertanian, ketiganya memiliki peran, orientasi, dan juga memiliki keterbatasan masing-masing. Sehigga sinergitas ketiga aktor, yakni Pemerintah–Swasta–Petani, dalam membangun agroindustri adalah mutlak adanya.
Sejarah membuktikan bahwa pengabaian salah satu aktor menyebabkan pembangunan agroindustri menghadapi kendala. Pemerintah–Petani: Agroindustri yang dibangun bersifat “gurem” dan hanya untuk “survival” (ketahanan pangan). “Daya saing & nilai tambah” lemah, beban pemerintah sangat berat.
Pemerintah–Swasta: Pertumbuhan agroindustri bersifat “semu”, karena petani hanya menjadi obyek. Terjadi “konglomerasi”, tidak ada perlindungan/ insentif bagi petani.
Swasta–Petani: Agroindustri tumbuh “eksploitatif/liar” (karena tidak ada regulasi pemerintah). Terjadi “kartelisasi”, tidak ada perlindungan/ insentif bagi swasta dan petani.
Sinergisitas ketiga aktor tersebut perlu dicarikan titik temu sehingga dapat menjalankan perannya masing-masing dengan optimal dalam bentuk implementasi di lapangan secara baik.
Pemerintah, swasta, dan petani merupakan pemangku kepentingan utama dalam pembangunan pertanian, ketiganya memiliki peran, orientasi, dan juga memiliki keterbatasan masing-masing. Sehigga sinergitas ketiga aktor, yakni Pemerintah–Swasta–Petani, dalam membangun agroindustri adalah mutlak adanya.
Sejarah membuktikan bahwa pengabaian salah satu aktor menyebabkan pembangunan agroindustri menghadapi kendala. Pemerintah–Petani: Agroindustri yang dibangun bersifat “gurem” dan hanya untuk “survival” (ketahanan pangan). “Daya saing & nilai tambah” lemah, beban pemerintah sangat berat.
Pemerintah–Swasta: Pertumbuhan agroindustri bersifat “semu”, karena petani hanya menjadi obyek. Terjadi “konglomerasi”, tidak ada perlindungan/ insentif bagi petani.
Swasta–Petani: Agroindustri tumbuh “eksploitatif/liar” (karena tidak ada regulasi pemerintah). Terjadi “kartelisasi”, tidak ada perlindungan/ insentif bagi swasta dan petani.
Sinergisitas ketiga aktor tersebut perlu dicarikan titik temu sehingga dapat menjalankan perannya masing-masing dengan optimal dalam bentuk implementasi di lapangan secara baik.